Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah (Ilmu Dakwah Islam)

Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah (Ilmu Dakwah Islam)
Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah
Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah (Ilmu Dakwah Islam) - Ada dua permasalahan dalam pembahasan ini, pertama mengenai pengertian dakwah kemudian yang kedua pengertian ilmu dakwah, yang pertama merupakan pengertian kata dakwah dalam literatur keislaman dan lebih menuju pada pengertian istilah dakwah itu digunakan, yang kedua menuju pada pengertian dakwah sebagai ilmu.

A.    Pengertian dan Tujuan Dakwah:
Di dunia Islam sendiri belum ada kesepakatan penggunaan kata dakwah ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Misalnya ada yang terjemahan call to Allah, ketika menerjemahkan الدعوة إلى الله[1]. Bahkan ada yang tidak menerjemahkannya sama sekali.[2] Ada juga yang menggunakan kata propagation[3] padahal kata propagation dalam komunikasi modern berkonotasi negatif (mungkin karena pengaruh penggunaan oleh Hitler serta dalam istilah politik) dan cenderung menghalalkan segala cara.

Perbedaan propaganda dengan dakwah terletak pada hasil dari propaganda lebih mendahulukan kepentingan (keuntungan) bagi pelakunya tanpa mempedulikan sasaran apakah beruntung atau tidak. Dalam istilah propaganda Roger Brown (1958)[4] sasaran cenderung menjadi korban. Laswell (1937) mendefinisikan propaganda sebagai teknik memengaruhi tindakan manusia dengan memanipulasi representasi (penyajian). Representasi bisa berbentuk lisan, tulisan, gambar atau musik.[5] Jadi kata propaganda memiliki medan makna negatif dan kurang mewakili makna dakwah sebagai konsep yang dipahami kaum muslimin. Pada literatur klasik istilah dakwah sering dimasukkan dalam bab Tarhîb min Masâwi’ al-Akhlâq dan Targîb Fî Makârim al-Akhlâq, seperti Ibn Hajar al-‘Asqalâni dalam Bulûgh al-Marâm, Abi Zakariya Yahya Ibn Syaraf  al-Nawâwi, dalam Riyâdu al-Shâlihîn, banyak dimuat dalam kitâb al-Umûr al-Manhiy ‘Anha. lebih dikenal dengan aktivitas amar ma’ruf nahyi munkar. Ada juga para ulama seperti Abubakar Ahmad Ibn Muhammad Hârûn al-Khilâliyy (311 H), yang menulis risalah khusus tentang al-‘Amru bil Ma’ruf wa al-Nahyi a’nil-mukar, dalam risalah  tersebut al-Khilâliyy membahas apa-apa saja yang termasuk amar ma’ruf dan nahi munkar serta apa yang harus dilakukan seseorang ketika melihat kemungkaran di hadapannya. Selain itu Ibnu Taimia (728 H)  menulis risalahnya tentang al-Amru bil Ma’ruf wa al-Nahyi anil-mukar. Risalah singkat tersebut berisikan pengertian ma’ruf dan munkar serta tehnik dan metode amar ma’ruf dan nahyi munkar yang kita kenal sekarang dengan dakwah.

Dalam buku-buku keislaman seperti sejarah islam dan pembahasan lainnya kata dakwah sering dipakai untuk menyebut aktifitas Rasul SAW dalam menyampaikan risalah kenabiannya. Ungkapan seperti al-da‘wah al-muhammadiyah, al-da‘wah al-islamiyah, da’watu sirra,n da’watu jahran sering dijumpai dalam berbagai literatur bahasa arab.  

Dari sudut bahasa kata dakwah berasal dari bahasa Arab دٙعٙا yang berarti طٙلب  menyeru, meminta, menuntun, menggiring atau memanggil, mengajak orang lain supaya mengikuti, bergabung, memahami  untuk memiliki suatu tindakan dan  tujuan yang sama yang diharapkan oleh penyerunya[6].
Sedangkan dari sudut istilah, ada beberapa pengertian diantaranya,  dakwah (الدعوة إلى الله)  dimaksudkan seruan untuk beriman kepada Allah, beriman kepada apa-apa yang dibawa oleh para rasul-Nya, menyeru untuk mempercayai apa yang diberitakan oleh para rasul serta mentaati apa-apa yang diperintahkan mereka, hal itu mencakup seruan untuk mengucapkan dua kalimah syahadat, melaksanakan shalat,  zakat, puasa bulan romadlan dan haji. Serta termasuk seruan untuk beriman kepada Allah,  iman kepada rasul-rasul-Nya, iman kepada hari kebangkitan, qadla dan qadar, serta seruan agar hamba meyembah Tuhannya seakan dia melihat-Nya.[7] Dengan singkat seperti yang diungkap oleh Abdul Karim Zaidan; yang dimaksud dakwah adalah menyeru kepada Allah, dan maksudnya adalah menyeru kepada agama Allah yakni agama Islam.[8]

Menurut Muhammad al-Râwi; dakwah adalah pedoman yang lengkap tentang prilaku manusia serta ketentuan hak dan kewajiban. Muhammad al-Khadlar Husain; menyeru manusia kepada kebaikan dan hidayah serta amar ma’ruf dan nahi mungkar untuk mencapai kepada kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. Adam ‘Abdullah al-Alwariyy; memalingkan pandangan dan pola pikir manusia pada akidah yang bermanfaat bagi mereka serta pada kemaslahatan, juga berarti upaya penyelamatan manusia dari kesesatan dan kemaksiatan yang merong-rongnya.[9] Menurut Muhammad Abû al-Fath al-Bayânûniyy menyampaikan islam kepada ummat manusia, mengajarkan dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata.[10]

Adapun tujuan dakwah dalam pengertian ini ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah yakni dengan menyampaikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridlai oleh Allah AWT sesuai dengan segi atau bidangnya masing-masing.[11]

B.     Pengertian ilmu dakwah:
Menurut Ahmad Ghalwasy dakwah merupakan ilmu yang memperalajri berbagai pembahasan teknis dan seni penyampaian agama Islam kepada ummat manusia yang mencakup akidah, syariah dan akhlak.[12] Bagi Muhammad al-Ghazali ilmu dakwah adalah  program lengkap yang mencakup berbagai pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk mengetahui tujuan hidup mereka dan mengungkap rambu-rambu kehidupan orang-orang yang baik.[13] Abû al-Fath al-Bayânûniyy mendefinisikan ilmu dakwah berati sejumlah kaidah dan pokok-pokok ajaran yang dapat menyampaikan islam kepada manusia mengajarkan dan mempraktekkannya.[14]

Dalam ensiklopedi bebas wikipedia indonesia tertulis ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui dan/atau melaksanakan suatu idiologi/ agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u.”[15]
Tim Penyusun Kurikulum Nasional Fakultas Dakwah merumuskan pengertian ilmu dakwah, yakni kumpulan pengetahuan yang berasal dari Allah SWT yang dikembangkan oleh umat Islam dalam susunan yang sistematis dan terorganisir mengenai manhaj melaksanakan kewajiban dakwah dengan tujuan ikhtiar mewujudkan khairul ummah.[16]

Dengan kata lain dakwah adalah ilmu yang mempelajari metode, cara, serta tujuan dakwah termasuk pilar-pilar dan sejarah  serta media yang dipakai dalam menyampaikan dan menyebarkan ajaran Islam guna mewujudkan tatanan masyarakat islam yang terbaik.

Tujuan utamanya adalah mewujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat melalui penyebaran dan pengamalan ajaran agama islam; mengetahui hakekat konsep dakwah Islam, mengetahui ayat-ayat atau hadits Nabi SAW yang bertemakan dakwah; mengetahui berbagai metode dakwah dan perkembangannya; menjalankan kegiatan dakwah dengan memperhatikan metode dan tehnik dakwah yang tepat untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. 
C.    Obyek Pembahasan Ilmu Dakwah:
Jika dilihat dari pengertian dakwah maka obyek dakwah adalah gama islam, artinya penyampaian dan pengajaran agama islam yang dilakukan oleh juru dakwah serta pengamalannya dalam kehidupan nyata.[17]
Adapun jika dilihat dari pengertian ilmu dakwah maka obyek kajiannya mencakup berbagai komponen yang dibutuhkan dan terkait dengan kegiatan dalam dakwah yang sejalan dengan prinsip-prinsip pembahasan ilmiah. Bayânûniyy mencoba merumuskannya dalam formulasi berikut:
1.      Sejarah dakwah yang menjelaskan tentang perkembangan dakwah sejak masa kenabian hingga sekarang.
2.      U’shûlu al-da‘wah, yang merupakan pembahasan dalil-dalil tentang dakwah berserta sumbernya yang diambil dari al-Qur’an dan al-sunnah, termasuk pembahasan tentang rukun dakwah; juru dakwah, sasaran dakwah dan tujuan dakwah.
3.      Manâhij al-da‘wah, yang berisikan langkah-langkah serta program dakwah.
4.      A’sâlîb al-da‘wah, berisikan tentang cara pengeterapan langkah-langkah serta program dakwah yang dicanangkan.
5.      Wasâil al-da‘wah, yakni media yang digunakan dan dibutuhkan dalam berdakwah.
6.      Masyâkîl al-da‘wah, yakni problematika yang dihadapi dalam berdakwah serta cara-cara penanggulangannya.[18]
Obyek pengembangan ilmu dakwah menurut Amrullah Ahmad dapat dibedakan kajiannya menjadi obyek material dan obyek formalnya. Obyek material ilmu dakwah adalah semua aspek ajaran Islam yang terdapat dalam al-Qur’an dan al-Sunnah, sejarah dan  peradaban Islam. Obyek material ini termanifestasi dalam disiplin-disiplin ilmu keislaman lainnya yang kemudian berfungsi sebagai ilmu bantu bagi ilmu dakwah. Sedangkan obyek formal ilmu dakwah adalah mengkaji salah satu sisi dari obyek material tersebut, yakni kegiatan mengajak umat manusia supaya masuk ke jalan Allah (sistem Islam) dalam semua segi kehidupan.[19]

Bentuk kegiatan mengajak itu jika dilihat dari media dan cara yang diapakinya, yakni: (1) mengajak dengan lisan dan tulisan (da‘wah bil lisan dan bil qalam); (2) mengajak dengan perbuatan (da‘wah bil hal atau aksi sosial); dan (3) mengajak dengan mengelola hasil-hasil dakwah dalam bentuk lembaga dakwah untuk mencapai sasaran dan tujuan dakwah Islam. Namun kegiatan mengajak jika dianalisis lebih dalam akan ditemukan hal-hal yang lebih dari sekedar analisis medianya semata, karena masih mencakup di dalamnya metodologi dakwah, cara dan tehnik dakwah, karakter dai dan mad’u, penyelesaian terhadap berbagai problema yang ditemui dalam berdakwah dan lain sebagainya. 
Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah (Ilmu Dakwah Islam)

0 Response to "Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah (Ilmu Dakwah Islam)"

Post a Comment